“Ngglidhik” di Pantai Parangtritis

December 13, 2011
Hujan yang terus mengguyur beberapa hari terakhir membuatku tak bisa beraktivitas di luar. Otak yang terus memproduksi ide-ide mulai menggerakkan jari-jari ini untuk menyalakan komputer dan segera “produktif”. Kebetulan juga sedang diadakan lomba essai dan cerpen dari Badan Eksekutif Mahasiswa alias BEM dan deadline masih sekitar 7 hari lagi. Langsung deh otak meluap-luap pengen ikutan, yah hitung-hitung bisa mengisi waktu malas akibat hujan. *haha*
Setelah menuangkan ide yang dalam karakter-karakter Microsoft Word, dingin mulai menyerang dan otak mulai menurun kinerjanya. *masa??* Sembari menunggu otak jadi “hot” lagi, kubuka-buka folder fotoku yang menghabiskan banyak space di harddisk, saking banyaknya :D daaan kutemukan beberapa foto saat “kami” ngglidhik di Pantai Parangtritis.
Masih kuingat, waktu itu sedang ada class meeting di sekolah dan kami sudah merencanakan untuk jalan-jalan ke Pantai Paragtritis sebelumnya. Setelah sekitar jam 9 atau setengah 10 *penulis lupa* kami segera cus ke sana naik bus rame-rame. Satu bus sedang hampir penuh ditumpangi kami yang semua adalah perempuan satu kelas. :D
Sampai disana matahari bener-bener bersinar seterang-terangnya, panas dan silau. Kami berjalan ke arah timur menyusuri pasir pantai. Kebetulan pas ada perahu terdampar di sana, mesih tersisa bentuk perahu yang lumayan rusak tergerus ombak pantai. Kami terus berjalan ke timur samapi tiba di karang-karang dan bukit. Kita yang semuanya perempuan dan pake rok abu-abu panjang tetep manjat bukit itu…keren kok meski lumayan ribet.
Ternyata sampai di atas keren juga view pantainya… wahhh..paradise :D *langsung inget lagunya Coldplay* rasa panas, haus, lapar terbayar sudah setelah masing-masing mengeluarkan bekal utnuk dinikmati bersama. Indahnyaaa kebersamaan. Perjalanan yang amazing dan terhemat pula, cukup Rp 2.000,00 buat ngebis pergi-pulang jaman itu. *wonderful*

Itulah kisah ngglidhik kami yang tentunya harus diceritakan ke anak cucu nanti :D









MALIOBORO part 1

December 11, 2013
Malioboro selalu saja menggoda. Setiap bulan selalu kukunjungi dan kulewati beberapa kali. Deretan toko dengan hiasan pedagang kaki lima di depannya selalu menimbulkan rasa kangen. Sering terheran-heran melihat pedagang kaki lima yang notabene adalah “citizen” sedangkan penguasa toko dan mall megah adalah orang asing. Ya inilah salah satu dampak negatif globalisasi *nah lho efek abis ngerjain makalah PKn muncul*
Malioboro ibarat magnet bagi wisatawan. Dari pagi hingga malam selalu ramai apalagi weekend dan hari libur panjang..tumpah ruah deh…
Ternyata banyak kenanganku di Malioboro…mulai dari *tiiiit* :D
Ingat sekali setelah pulang dari Bali waktu kelas 2 SMK…waktu itu pagi-pagi kita udah sampe Malioboro dan belum banyak toko yang buka. Dan kami bertiga aku, Rohmah, dan Viny dengan konyolnya cengengesan di pinggir jalan… dan tiba-tiba... handphone Viny berbunyi tanda ada panggilan masuk, Sucan ternyata yang telepon  dan surprise …eh bukaan tapi shock gara-gara dia bilang kalau laporan kunjungan industriku belum ada lembar pengesahannya dan harus ada… *gawaaatt*
Dengan sekuat tenaga kita memacu motor ke sekolah tapi sebelumnya kita cepet-cepet ganti baju seragam, dan akhirnya aku dipinjemin seragamnya Ulan *thank you*
Sampai di sekolah ngos-ngosan dan ternyata wali kelas sedang tidak ada di kantor…ya udah…cuss ambil laporannya sambil ngumpet-mgumpet terus kita bawa ke mas-as fotocopyan buat jilid ulang tuh laporan..cepet-cepet kita jalan ke kantor buat ngumpul ke mejanya wali kelas dan beliau ada di situ sekarang *aduuhh tambah gawat*
Tapiiiiii…….bapaknya dengan ramah bilang “oh, sudah jadi to mbak?? Sebenarnya dikumpul besok juga gak apa-apa kok” udah gitu aja pak??? Lemes deh kita keluar dari kantor…tau gitu gak perlu buru-buru dari Malioboro. *ya ampuuuunn* :D

Pengalaman yang kece juga…jadi kangen sama kalian kawan… semoga Malioboro bisa kita jelajahi bersama lagi. Amiinn :D
HAPPY TEACHER DAY

November 25, 2013 (ngepostnya telat bangeettt :D)
Mbak Umi kuliah dimana? Jurusan apa?
Oooh…keguruan ya??
*bisik-bisik di belakang* cuma jurusan itu to? Di universitas itu to?? ckckck…kalo aku sih gak mau jadi guru, ogah juga kuliah di universitas itu..

Yaa begitulah kira-kira petikan omongan yang sering saya dengar dari orang lain tentang diri saya…
Saya memang memilih jurusan dan universitas ini memang sudah sepenuh hati, sudah berulang kali sholat istikhoroh…ini merupakan pilihan yang tepat buat saya.
Mungkin masyarakat di luar sana menganggap rendah profesi guru dan beranggapan bahwa dokter, pilot, astronot atau apalah lebih wow, atau lebih tinggi derajatnya… tapi coba deh flashback ke masa lalu saat TK, SD, SMP, SMA, bahkan kuliah.. atau kata orang “sebelum jadi orang” bukankah di sekolah yang mengajar juga guru.. iya kan??
Kalau dari sudut pandang saya sendiri sebagai calon guru, justru guru itu sendiri yang berada di puncak tahta. Tanpa guru mereka juga tidak bisa sekolah, ya bisa sih autodidact tapi untuk menjadikan Anda sebagai “orang” yang punya gelar berdereet itu juga seorang guru..
Istilah kerennya behind the successful man, there is a good teacher.. :D
Guru itu ibarat candle in the dark…di sekolah guru mengajari banyak hal…FYI guru itu tidak sekedar transfer of knowledge tapi juga transfer of value.
Guru atau teacher yang berasal dari kata teach bukanlah hanya berarti seseorang yang mengajar, akan tetapi seseorang yang mendidik…
Dari pengalaman saya sendiri, saya pengen masuk jurusan saya yang sekarang itu berkat beberapa inspiring teachers saya.. apa yaa…mereka itu mengajar bener-bener tulus…

Happy teacher day…I love my teachers :D