Ini sekedar karya kecil saya berupa essay yang pernah diikutkan dalam lomba essay tingkat mahasiswa se-DIY :)
Subtema: Membangkitkan spirit peneliti muda dalam melestarikan budaya dan seni Indonesia

PENELITI MUDA: MATA PANAH PELESTARIAN
BUDAYA DAN SENI INDONESIA

      Penelitian sering menjadi momok banyak orang. Penelitian sendiri identik dengan sains yang merupakan momok lain yang menakutkan. Penelitian sebenarnya tidak hanya tentang ilmu eksak saja, akan tetapi apapun bisa diteliti. Seiring perkembangan zaman, penelititian di Indonesia mulai berkembang dan mengarah pada sektor budaya maupun seni. Penelitian juga mulai dilakukan kalangan muda yang kebanyakan adalah mahasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia.
      Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam budaya dan seni.  Budaya dan seni tersebut memiliki keunikan tersendiri. Era globalisasi yang meluluhlantahkan batas antarnegara mulai merambah sektor budaya dan seni Indonesia. Seperti kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat baik tua, muda, maupun anak-anak cenderung menyukai budaya dan seni modern. Budaya dan seni tradisional Indonesia seolah lenyap termakan segerombolan budaya dan seni modern. Lantas bagaimana nasib budaya dan seni Indonesia di tahun-tahun sebelumnya?
      Itulah tugas para generasi muda. Peneliti muda adalah seseorang yang perlu memiliki hati yang mudah iba terhadap fenomena budaya asing yang mulai mengusik keberadaan budaya dan seni Indonesia. Budaya asing yang terus mengalami kontak dengan budaya Indonesia sedikit atau banyak akan mempengaruhi budaya Indonesia. Hal ini perlu menjadi perhatian penting karena dapat menjadi pengaruh terhadap kepribadian bangsa.
      Peneliti muda dalam penelitiannya sebaiknya menyoroti dan menjadikan budaya sebagai objek dalam kajian dan penelitian budaya. Budaya merupakan satuan pengetahuan, kepercayaan dan kebiasaan yang bersifat relatif, bergantung kepada kemampuan manusia untuk belajar dan menyebarkannya kepada generasi berikutnya. Kekayaan budaya dan seni menjadi kebanggaan tersendiri bagi negara zamrud khatulistiwa. Akan tetapi sangat disayangkan jika kekayaan yang sangat berharga itu tidak dikenal oleh bangsa Indonesia sendiri. Sebagai peneliti muda yang memiliki kuatitas jempolan, apa salahnya menjadikan budaya dan seni sebagai kajian penelitian?
      Sebagai contoh, di era globalisasi ini, kebanyakan seni tradisional Indonesia menjadi paket wisata di dunia industri pariwisata, misalnya Sendratari Ramayana di pelataran Candi Prambanan dan Jathilan di Agrowisata Sleman Yogyakarta. Dari fenomena tersebut, sebagai peneliti muda hendaknya bisa “sensitif” dalam menyikapinya. Misalnya, meneliti fenomena tersebut dengan harapan dapat mengetahui penyebab maraknya seni sebagai paket wisata, keuntungan yang diperoleh para penyelenggara, maupun kerugian yang mungkin ditimbulkan dengan adanya fenomena tersebut.
      Hal lain yang bisa dilakukan peneliti muda antara lain meneliti sebab kurang dikenalnya budaya dan seni Indonesia di kalangan anak maupun remaja. Selain itu, peneliti muda dapat pula meneliti dampak maraknya budaya asing terhadap kepribadian seseorang atau bahkan seorang peneliti mampu menciptakan inovasi dalam rangka menyajikan budaya dan seni Indonesia sehingga dapat dinikmati semua kalangan. Dengan penelitian yang dilakukan tersebut diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam menjaga kelestarian budaya dan seni Indonesia.
      Peneliti muda harus turut andil dalam menjaga eksistensi budaya dan seni Indonesia. Dengan melakukan penelitian budaya dan seni Indonesia serta mempublikasikan penelitian tersebut, seorang peneliti telah melakukan upaya membentengi punahnya budaya dan seni Indonesia. Adapun publikasi hasil penelitian budaya dan seni Indonesia dapat menjadi bahan atau materi yang berguna dalam pendidikan. Pendidikan dalam konteks kebudayaan sendiri berarti suatu proses pewarisan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat (Farida Hanum, 2013:98).
      Budaya dan seni Indonesia merupakan aset yang harus dikenal dan dilestarikan oleh bangsa Indonesia. Peneliti muda memiliki kesempatan besar dalam mengobjekkan budaya dan seni Indonesia dalam kajian penelitiannya. Peneliti muda hendaknya memiliki tingkat semangat yang tinggi untuk melakukan penelitian dalam rangka melestarikan budaya dan seni Indonesia. Budaya dan seni Indonesia yang tetap terjaga kelestariannya menjadi aset penting yang tentunya menjadi nilai yang dapat dianut bangsanya di kemudian hari. Untuk itu, sebagai peneliti muda yang merupakan mata panah pelestarian budaya dan seni Indonesia hendaknya memiliki semangat tinggi, setinggi semangat para pejuang dalam memerdekakan tanah air Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Hanum, Farida. 2013. Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Kanwa Publisher.
Soedarsono. 1998. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
NONGKRONG DI LING-LING FRUIT BAR

Wednesday, October 9, 2013
Jam kuliah pertama berakhir sudah…
Setelah bejibun dengan kelas Introduction to Linguistics, yaah kira-kira pukul 10.30 WIB keluarlah 3 sosok perempuan kereeen, unyuu atau apalah, yang penting  baik-baik, yaitu aku, Siti, dan Eri. Eh lupa.. ada satu lagi si Ester yang beda mata kuliah. Setelah kompakan janjian dari seminggu yang lalu, akhirnya kesampaian juga niat kita buat nongkrong. *haha*
Gak jauh-jauh dari kampus tercintaaah kok, cuma di Jl.Alamanda no.2 Gejayan, tepatnya di LING-LING FRUIT BAR. Ini dia tempat yang seminggu lalu kita pake buat observasi makul kewirausahaan.
Nuansanya dibikin mini garden, di sebelah barat ada meja order dan sekaligus jadi kasir, kira-kira ada 3 orang di sana, terus baratnya lagi ada tangga, yah kesannya eksotis gitu.. cat tembok juga okay, putih sama ijo..  J
Terus ada beberapa meja customer di sebelah meja karyawan, nah uniknya karpetnya itu rumput lapangan futsal. Ada lagi beberapa kursi sebelah timur. Kursinya semua dari kayu, di sebelah utara ada air terjun *lho?* yah intinya airnya turun dari atas ke bawah gitu, kesannya fresh gitu..
Ling-Ling Fruit Bar cukup cozy buat nongkrong, menu minuman buah yang ditawarkan beragam. Nah yang kita pesen waktu itu Special Ling-Ling (Ester), Choca Ling-Ling (Siti), Shocking Ling-Ling (Eri), and Red Ling-Ling (aku).
After waiting for some minutes, mas-mas waiternya datang bawa pesenan kita. *taraaaaa* unyu bangeeet sup buahnya… huhuhu difoto dulu deh.. unyuuu…sukaaa..
Akhirnya tiba saatnya mencicipi…enaaaak banget seger pokoknya.. recommended banget buat kalian..harganya sih sesuai dengan porsi plus tampilan yang unyu..
Gak percayaaa?? Ini dia buktinyaaa…
Special Ling-Ling

Red Ling-Ling


Selamat mencoba ;)
BUKIT BINTANG YANG LAIN

January 28, 2013
Pagi yang cerah. Jalan-jalan yuuuk…
Ini ceritanya gagal ke Istana Ratu Boko *hiks*
Yaa…gak pa pa deh.. ini ceritanya lagi, ketemu temen yang rumahnya deket Boko, diajakin deh ke candi yang lain, Candi Ijo.
 Menurut sumber yang pernah aku baca, Candi Ijo itu candi yang paling tinggi seantero Jogja-Jateng.. ya emang sih, akses menuju kesana cukup menantang, butuh motor yang kuat buat nanjak. Jalan pedesaan yang lumayan parah rusaknya, nanjak, berbatu, alias gronjal-gronjal :D
Setelah nanjak lumayan tinggi, kelihatan juga candinya. Ada dua candi yang agak gedhe. Sayang  batasnya cuma bambu dan gak ada pengunjung sama sekali. *omg*
Yah, Cuma lewat aja kok di candi ijo, nanjak lagi deh.. nah, akhirnya sampai pada tempat yang diharap.. kesan pertama *wow*. Ini sih duplikat Hargodumilah alias bukit bintang di Patuk. Tempatnya sempit, di sebelah rumah penduduk. Ada semacam batu-batu gunung yang mirip karang gitu. Melepas lelah, duduk di atas batu itu sambil lihat Jogja dan Jateng dari atas… berasa di atas awan… haha. Kereeen J
Ini dia salah satu jepretan pesona Jogja-Jateng dari atas awan, kereeen kan J
Ya udah, itu dia yang aku sebut “Bukit Bintang yang Lain” J
 Have a nice day…


The Ancient Volcano Nglanggeran

I love travelling.
It was Saturday, June 8, 2013. I went to the ancient volcano Nglanggeran. It was located in Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul. I needed about 40 minutes to go there by motorcycle. It was cloudy day. The air was very cold. The way was up and down. I passed Hargodumilah or Bukit Bintang which had beautiful scenery.
I arrived to the ancient volcano about 10 a.m. I paid 5000 rupiahs. I was surprise of the beautiful scenery. It was amazing, Subhanallah.J I entered the area of the ancient volcano. First, I saw pendopo, beringin tree and some photos of the ancient volcano. There were 5 gardu pandang. Bismillah.. I went up to the first gardu pandang. Although the track was frightening, I loved it so much. :* Sometimes we should go up with a wood stair and rope. There was a small track which could be passed by a person only. J We should be careful of it. Arrived first gardu pandang, we could see Yogyakarta from above. *amazing*

Continued going to next gardu pandang was tiring actually. I loved the big stones. They stood strong with so many trees around. The grasshoppers, birds and butterfly flew above. There, I met some old citizens who looked for the grasses. I loved their spirit.
Two hours later, I arrived to the top of the ancient volcano. Subhanallah. I could see Yogyakarta from above. Everything was green and beautiful. Unfortunately, cloud-burst came. It was raining cat and dog. I went down without an umbrella or a raincoat. I made friends with the rain. It was crazy when we laughed together with people in third gardu pandang. Each of us was wet and hungry.J
I loved this place so much. I came back there in August 24, 2013. And everything was the same. I continued my way to Embung Nglanggeran. Due to coming there at noon, everything was looked bright, the stairs, the water, and the scenery. The ancient volcano was stood strong, as strong as my heart. *uhuk*
See you again. :*